Buaya Bernama Awan Mendung

Cerita rakyat dari Myanmar

Jaman dahulu hiduplah seorang nelayan di dekat sungai Irrawady, Ye Myint dan isterinya Aye Aye Se. Setiap hari, pekerjaan mereka adalah menebar jaring dan menangkap ikan, untuk dijual di pasar. Mereka tidak memiliki anak.

Suatu hari, seperti biasa Ye Myint menebar jaring, tapi tidak mendapatkan satu ikan pun kecuali sebuah telur. Ia pun mengenali telur itu sebagai telur buaya.

Dia membawa pulang telur itu dan menaruhnya di jerami. Waktu berlalu, telur itu pun menetas dan keluarlah bayi buaya kecil.

Ye Myint dan Aye Aye Se sangat senang. Mereka memberi nama buaya itu Awan Mendung, dan merawatnya seperti anak mereka sendiri.

Ye Myint membuat sebuah kolam air tawar untuk tempat Awan Mendung berenang agar tidak dimangsa hewan buas lain.

Seiring waktu, Awan Mendung menjadi terlalu besar untuk kolam kecil itu. Maka dengan berat hati, Ye Myint dan Aye Aye Se melepasnya kembali ke sungai.

Tapi setiap hari mereka pergi sungai untuk memanggil dan memberi Awan Mendung makan. Dengan cepat, Awan Mendung pun menjadi sangat kuat dan amat ditakuti ikan-ikan dan buaya lainnya di sungai.

Suatu hari, Ye Myint memanggil Awan Mendung untuk memberinya makan. Dia pun muncul melata dengan cepat. Suasana hatinya sedang buruk dan buas.

Saat sang nelayan mengeluarkan ikan untuknya, Awan Mendung muncul dari air dan menerkam pergelangan kakinya, menariknya ke air.

"Putraku, apa yang kau lakukan?" tanya Ye Myint.

"Aku memutuskan untuk memakanmu," kata Awan Mendung dengan desisan marah.

"Tapi aku ayahmu yang sangat menyayangimu."

"Aku tetap akan memakanmu," kata Awan Mendung dengan mata merah.

"Baik. Kau boleh memakanku, tapi biarkan aku berdoa untuk yang terakhir kali," kata Ye Myint. Awan Mendung mengijinkan dan pria tua itu pun berlutut dan berdoa agar dia terlahir kembali sebagai Penguasa Sihir Putih agar bisa membalas dendam pada Awan Mendung. Setelah selesai, buaya itu pun menariknya ke sungai dan memakannya.

Siring waktu, Awan Mendung menjadi semakin kuat dan dia pun menjadi Raja Irrawady.

Karena dia tampan dan kuat, banyak buaya betina yang jatuh cinta padanya. Tapi Awan Mendung menolak mereka karena terlalu sibuk menjadi raja.

Tapi setelah bertahun-tahun berlalu, Awan Mendung memikirkan tentang masa lalunya dan merasakan penyesalan yang amat dalam.

Awan Mendung pun berubah menjadi baik dan tidak suka menyerang, terutama pada manusia. Dia ingin menebus kesalahannya.

Buaya bisa berubah wujud menjadi manusia saat mereka berusia 100 tahun. Maka, setelah usianya mencapai 100 tahun, Awan Mendung memutuskan untuk menanggalkan kulit buayanya yang bersisik dan menjadi seorang pria yang tampan.

Dia bekerja sebagai seniman dan sangat ahli dalam melukis.

Selagi melukis dia bertemu seorang wanita cantik bernama Soe Min dan menikah dengannya. Mereka hidup sejahtera dan Awan Mendung membangun rumah tak jauh dari sungai Irrawady.

Seperti yang sudah ditakdirkan, lahir seorang anak di desa dekat Irrawady. Saat berumur 16 tahun, Moe Kyaw sadar bahwa dia adalah Penguasa Sihir Putih.

Setelah ulangtahunnya yang ke-17, ia pun pergi ke sungai Irrawady. Dengan tongkat ajaibnya, dia mencelupkannya ke sungai dan memanggil, "Awan Mendung!"

Awan Mendung terbangun tiba-tiba. Dia bisa mendengar panggilan itu dan merasa takut.

Dia membangunkan isterinya yang sedang tidur dan menceritakan semuanya. Soe Min menangis sedih. "Sabarlah, sayang," kata Awan Mendung. "Aku harus membayar apa yang telah kuperbuat." Awan Mendung pun bergegas ke sungai dan berubah sekali lagi menjadi buaya.

Dia mengenali suara ayahnya dan tahu bahwa dia akan membalas dendam. Dengan berat hati, dia pun tahu hanya dengan kematiannya lah lingkaran setan ini akan berakhir.

Saat panggilan ketiga, Awan Mendung pun muncul. Dalam kemarahannya, reinkarnasi Ye Myint menyentuhkah tongkatnya pada Awan Mendung dan buaya itu pun tewas seketika.

Dia tidak sempat menyadari apa yang hendak ditinggalkan Awan Mendung untuknya. Dia menyaksikan dengan terkejut saat tbuh atas Awan Mendung dan dua kakinya berubah menjadi rubi dan bagian perutnya menjadi emas murni.

Ye Myint sangat menyesal. Meskipun dia telah memenuhi keinginannya, tapi tetap saja itu adalah anaknya. Dia pun sadar bahwa dendam tidak akan membayar siapapun tapi hanya meninggalkan salah satu pihak dengan penyesalan besar seumur hidup.

Ye Myint tidak pernah menyentuh benda-benda berharga yang ditinggalkan Awan Mendung di saat kematiannya.

Soe Min datang mencari suaminya. Saat dia melihat tumpukan emas dan rubi itu dia menangis karena menyadari suaminya telah tiada.

Dia mengumpulkan batu-batu mulia itu dan membangun pagoda besar yang diberi nama Awan Mendung yang masih ada saat ini, terletak di pinggir sungai Irrawady.

Disebutkan jika orang masuk kedalam pagoda itu maka dia bisa mendapatkan kekasih pujaannya.

Kaku dan Lal Hawa

Kaku tinggal di sebuah desa kecil bernama Chotti Dadi, India. Desa kecil itu memiliki sebuah sekolah. Setiap hari Kaku harus berjalan dari pondok kecilnya ke ujung desanya untuk sampai ke SD dekat sumur desa. Dalam perjalanannya ke sekolah, dia melalui sawah-sawah hijau, danau dan tanah Ram Lila tua. Semua temannya, Jhunjhunu yang pengkhayal, Pinaki yang penuh semangat atau Tachi yang suka bicara, tidak suka berjalan ke sekolah.

Tapi Kaku suka berjalan ke sekolah. Dia mendapatkan seorang teman baru dalam perjalannya. Panas maupun hujan, Kaku akan berjalan ke sekolah. Ibunya sangat senang karena Kaku sangat suka sekolah. Dia tidak tahu tentang teman barunya yang BESAR. Kaku tidak pernah memberitahu siapapun. Tak ada yang tahu mengapa dia suka berjalan melewati sawah-sawah, danau dan tanah Ram Lila tua menuju sekolahnya. Kaku ingin menyimpan rahasia tentang temannya. Dia pikir teman-temannya akan menertawakannya.

Setiap pagi Kaku bangun sebelum ayam jago tetangga berkokok. Kaku sudah siap dengan seragam sekolahnya, menunggu dengan tak sabar kotak bekalnya. Begitu dia mendapatkan idlis nasi dan chutney kelapa favoritnya, dia langsung berlari pergi. Kaku berangkat dari rumah pada jam setengah tujuh pagi untuk menemui temannya, yang dia panggil Lal Hawa.

Saat dia melintasi sawah, suara chuk-chuk halus menyapanya. Kaku begitu senang saat dia mendengar Lal Hawa datang. Kaku tahu dia bisa melihat Lal Hawa paling jelas dari sebuah bukit lumpur kecil dekat danau. Saat suara chuk-chuk itu semakin keras Kaku berjalan lebih cepat. Dia tahu triknya. Setiap suara chuk-chuk terdengar dari Lal Hawa, Kaku akan melangkah cepat-cepat melewati sawah menuju danau.

Kaku tahu kapan Lal Hawa akan bersiul dengan cepat dan bersemangat. Kaku tahu, Lal Hawa mengatakan "Halo" dalam bahasanya saat dia bersiul. Kaku bersiul membalas, menyambut Lal Hawa.

Dia berlari melaewati sawah menyuarakan chuk-chuk-chuk-chuk-kuuuuu..... Saat dia tiba di danau, dalam sesaat, mesin besar itu mendatanginya. Saat Lal Hawa muncul, angin kencang mulai bertiup. Rambut Kaku berkibaran sampai poninya menempel di matanya. Seragamnya ikut berkibar seperti layangan di langit pagi.

Berdiri di bukit kecil itu, Kaku melihat Lal Hawa menjadi lebih besar dan lebih besar. Dalam hitungan detik, Lal Hawa menutupi seluruh langit biru saat ia bergerak menuju Kaku. Anak itu melompat gembira. Dia bertepuk tangan dan melambai saat Lal Hawa ber-chuk-chuk melewatinya. Dia melambai sampai akhir. Tangan-tangan tak dikenal melambai balik dari jendela-jendela Lal Hawa. Saat pandangan Kaku mengikuti kereta merah itu, dia melihat tangan-tangan kecil melambai padanya. Dia berlari mengikuti Lal Hawa melambai balik pada tangan-tangan kecil.

Kaku tak percaya seberapa cepat Lal Hawa bisa berlari. Dia yakin Lal Hawa memiliki roda-roda ajaib. Dalam beberapa detik Lal hawa bisa melewatinya dan desa kecilnya.

Kaku senang bertemu Lal Hawa setiap hari. Dia suka warna merah, roda-rodanya yang cepat, jendela-jendela yang melambaikan tangan dan suara chuk-chuk-nya, saat ia bergerak.

Kaku berdoa setiap malam agar Lal Hawa berhenti di desanya sekali saja.

Suatu hari dia bertanya pada gurunya di sekolah apakah Lal Hawa akan berhenti di Chotti Dadi. Gurunya tertawa keras dan memberitahunya bahwa desa mereka terlalu kecil untuk Lal Hawa yang besar dan hebat. Merasa kecewa, Kaku memutuskan untuk bertanya pada Amma, ibunya, pertanyataan yang sama. Di sore hari, Amma berkata, "Kaku, seperti keinginanmu untuk bertemu Lal Hawa, dia juga ingin sekali berhenti suatu hari dan bertemu denganmu." Kaku memeluk Amma dan menciumnya.

Kaku membuat rencana besar agar suatu hari Lal Hawa berhenti di Chotti Dadi. Kaku bermimpi terbang diatas Lal Hawa yang melaju cepat. Dia membayangkan dia melambai pada Amma, Jhunjhunu, Pinaki, Tachi dan gurunya. Dia juga akan menyediakann tiga idlis setiap hari untuk tangan-tangan kecil yang melambai padanya dari Lal Hawa.

Tapi Lal Hawa tidak pernah berhenti. Setiap hari, Lal Hawa berlalu dengan cepat melewati danau desa, meninggalkan Kaku di bukit lumpur kecil. Dia harus memakan idlis-nya sendirian. Melihat Kaku sedih, suatu hari ibunya menyuruh teman-temannya untuk berjalan ke sekolah dengan Kaku. Kaku tahu dia akan rindu melihat Lal Hawa karena teman-temannya berjalan ke sekolah lewat jalan pintas. Kaku bertanya pada Amma apakah dia bisa berjalan ke seklah sendirian saja untuk satu hari lagi, dan melihat Lal Hawa untuk yang terakhir kali. Amma menyetujui, dan menjelaskan pada Kaku bahwa ketika dia besar nanti dia bisa pergi ke stasiun besar di kota dan bertemu Lal Hawa.

Pagi berikutnya, angin segar menyambut Kaku saat dia berjalan ke sekolah. Dia pergi melelwati sawah-sawah hijau, danau desa dan tanah Ram Lila tua. Kaku berjalan pelan. Dia sedih. Hari ini adalah hari terakhirnya dia akan melambai pada Lal Hawa. Saat dia berjalan, dia mendengar dari jauh suara Lal Hawa..., chuk-chuk-chuk. Kaku mulai berjalan lebih cepat. Seperti biasanya, dia mulai berlari mengikuti suara Lal Hawa dan mulai bersiul "Kuuuu..." seperti siulan Lal Hawa.

Dia bisa melihat Lal Hawa yang besar dan luarbiasa muncul saat dia mencapai bukit kecil. Dia cepat dan merah. Kaku melihat lebih dekat dan berdoa bahwa Lal Hawa, teman kesayangannya, akan berhenti. Angin yang bertiup sangat kencang setiap kali Lal Hawa datang, tiba-tiba berhenti. Kaku tidak percaya apa yang dilihatnya. Dia mengerjab-ngerjabkan matanya. Itulah saat dia mendengar suara berisik dari desanya. Semua orang berlari menuju Lal Hawa, berteriak dan bersorak-sorai. Dia bisa melihat gurunya, Amma, Tachi, jhunjhunu, Pinaki dan penjaga rel tua berjalan cepat kearah Lal Hawa. Lal Hawa berhenti di Chotti Dadi dan menunggu Kaku menemuinya.

Lal Hawa bersiul keras, Kaku tertawa dan bersiul membalas. Dengan cepat, dia memungut kotak bekalnya dan memanjat masuk Lal Hawa. Dan, kemudian, seolah-olah dia memang sudah lama menunggu Kaku, Lal Hawa ber-chuk-chuk lagi. Suara chuk-chuk pelan menjadi lebih cepat dan saat Amma baru muncul, Lal hawa terbang dengan roda-roda ajaibnya dengan Kaku didalamnya. Amma tersenyum. Dia meneteskan airmata melihat Kaku begitu bahagia. Dari sebuah jendela, Kaku melambai ke semua orang. Lal Hawa terbang bersama Kaku!


Dokter Yang 'Tidak Menyembuhkan'



Seorang wanita tua kehilangan penglihatannya secara total. Maka dia pergi ke seorang dokter untuk membantunya melihat lagi dan membuat perjanjian dengannya di hadapan beberapa saksi. Perjanjian itu adalah bahwa: jika dokter itu bisa menyembuhkannya, dia akan dibayar dengan banyak uang. Tapi jika tidak, wanita itu tidak akan membayar apapun.

Dokter itu punya salep khusus. Ketika krim itu dioleskan ke mata dalam jangka waktu tertentu, itu bisa mengembalikan penglihatan siapapun yang buta.

Sang dokter mulai mengunjungi pasien barunya itu setiap hari untuk mengoleskan salep itu. Tapi karena wanita itu tidak bisa melihat, dia mulai mencuri barang-barang di rumahnya, satu per satu. Ketika tidak ada lagi yang tersisa untuk dicuri, dia memutuskan untuk menyembuhkannya dan meminta bayarannya.

Ketika wanita tuda itu mendapatkan kembali penglihatannya, dia melihat semua isi rumahnya sudah dicuri dan menduga bahwa sang dokter lah pencurinya. Maka, dengan mengatakan bahwa dia belum sembuh, dia menolak untuk membayarnya. Sang dokter tidak menerima dan memaksanya untuk membayar. Tapi wanita tua itu menolak lagi dan keduanya pun pergi ke pengadilan.

Hakim bertanya pada wanita tua mengapa dia menolak membayar sang dokter. Dia menjawab, "Dokter itu mengatakan yang sebenarnya. Saya memang berjanji memberikannya uang jika saya mendapatkan kembali penglihatan saya. Dan jika saya tetap buta, saya tidak membayarnya sepeserpun. Sekarang dia mengaku sudah menyembuhkan saya dan saya menyuruh saya untuk membayarnya. Tapi saya masih buta."

Semua orang terkejut melihat wanita tua itu. "Bagaimana anda bisa mengatakan itu? Semua orang di ruang pengadilan bisa melihat bahwa penglihatan anda sudah kembali," kata hakim.

"Yang mulia," kata wanita tua itu. "Saya benar-benar tidak bisa melihat. Sebelum saya kehilangan penglihatan, saya melihat banyak barang berharga di rumah saya. Tapi sekarang, walaupun dokter itu bersumpah saya sudah sembuh dari kebutaan, saya tidak bisa melihat satu pun barang berharga di rumah itu."

Hakim itu setuju bahwa wanita tua itu memang masih buta, dan melepaskannya tanpa hukuman.

Kucing Bisa Memenjarakan Penjahat

Intisari:

  • Sebuah database DNA dibuat menggunakan bulu kucing sebagai bukti forensik.
  • Bulu kucing yang ditemukan di jaket telah membantu memenjarakan seseorang atas pembunuhan tingkat dua.
  • Bulu anjing dan hewan lainnya mungkin juga bisa berguna dalam aplikasi forensik.


Pemiliki rumah membeli sistem alarm, kunci anti-rusak dan peralatan lain untuk melindungi properti mereka, tapi sebuah studi baru menunjukkan sebuah pemergok kejahatan yang tidak biasa: bulu kucing yang tersebar oleh kucing yang beraktivitas di dalam rumah.

Sebuah tim ilmuwan internasional baru saja membuat sebuah database DNA ekstensi yang akan memungkinkan bulu kucing berguna lebih sering dan akurat sebagai bukti forensik.

Bulu dari seekor kucing rumahan putih berbulu tebal telah digunakan dalam percobaan pembunuhan. Terdakwa, Douglas Beamish dari Canada, memiliki bulu kucing menempel pada salah satu kantong jaketnya yang dibuang. Bulu itu secara genetik terhubung pada kucing korban Shirley Duguay, Snowball. Bukti itu membantu mempidanakan Beamish atas pembunuhan tingkat dua, menjatuhkannya hukuman 15 tahun penjara.

"Popularitas kucing domestik yang meningkat sebagai peliharaan rumah secara tidak diketahui membantu perkembangan distribusi bukti TKP yang potensial yang menempel pada jutaan peralatan rumah," menurut Robert Grahn, penulis utama dari koran yang telah diterima untuk publikasi dalam jurnal Forensic Science International: Genetics. "Bulu kucing yang diperoleh dari sebuah TKP berpotensi berhubungan dengan pelaku, kaki tangan pelaku, saksi dan korban."

"Kucing sangat suka bergerak, dan bulu yang tersebar dapat memiliki material genetik yang cukup untuk studi pelacakan forensik, memberikan analisis potensial baik standard short tandem repeat (STR) maupun region DNA mitokondrial," tambah para peneliti.

Kasus yang melibatkan Snowball menggunakan metode STR, yang melihat pada tanda-tanda khusus yang terpetakan dalam genom si kucing. Database baru itu berfokus pada DNA mitokondrial (mtDNA), yang merupakan material genetik yang diwarisi dari ibu.

DNA mitokondrial berguna dalam forensik yang mengutamakan dua properti. Pertama, harus memiliki sebuah tingkat mutasi yang tinggi, mengungkapkan lebih banyak orang diantara sampel-sampel. Kedua, gennya terdapat dalam jumlah banyak, walaupun mtDNA terdiri dari kurang dari satu persen dari total DNA dalam sebuah sel. Sementara DNA nuklir optimal untuk mengidentifikasi perorangan, mtDNA telah terbukti sebagai sebuah pilihan alternatif yang bagus.

John Butler, seorang peneliti dan pemimpin kelompok di National Institute of Standars dan Technolody, dan kolega-koleganya setuju bahwa bulu kucing memegang potensi yang luarbiasa dalam aplikasi forensik.

Kelompoknya telah menciptakan sebuah tes DNA menggunakan teknik penanda STR. Disebut "Meowplex", bersamaan dengan database mtDNA yang baru, menyediakan bagi penyelidik kriminal peralatan tambahan untuk mengerjakan kasus-kasus mereka.

Bulu anjing dan hewan lain bisa jadi ditambahkan untuk pencampuran yang lebih luas di masa mendatang. Tim-tim peneliti lain telah menganalisa mtDNA anjing.

Patung-Patung Paling Aneh Di Dunia

Di depan bangunan Ernst & Young (Los Angeles)

Optimus Prime (Cina Selatan)

Keran ajaib (Aqualand di Cadiz, Spanyol) yang kelihatan melayang di udara.
Sebenarnya ada sebuah pipa yang tersembunyi dibalik aliran airnya.

Mona Lisa yang dibuat dari chip komputer (markas ASUS)

Praha



(Oslo, Norwegia)

(Westenbergstraat, Belanda)

(Cordoba, Spanyol)

(Santa Fe, New Mexico)

(Postdam, German)

(Springfield, Missouri)

(The Institute for Microbiology, Tübingen University, Tübingen )

"The Shark" (Headington, Oxford)

"Iron Lady", di depan bangunan Regentes (Belanda)

(Salt Lake City)

(Singapur)

(Fulda, Rabanusstraße)

Keukenhof (Lisse, Holland)

Di depan Museum Bukcheon (Seoul, Korea)

"Fluegelauto", diatas gudang senjata bersejarah "Zeughaus" (Cologne, Jerman)

Representasi kontemporer Charles La Trobe di pusat Melbourne
(Sayangnya sudah dipindahkan pada akhir 2006 dan dimiliki oleh
Universitas La Trobe)

Mazinger Z (dekat Tarragona, Spanyol)

Patung perunggu penulis Franz Kafka (Praha)

Patung 'kotoran' raksasa (Ponta Grossa, Brazil)

(Burlington, Vermont)

Sebuah patung karya Ãœlo Ã•un (Tartu, Estonia). Menggambarkan perbedaan
proporsi anak kecil dan orang dewasa.

(Dream World di Bangkok)

(Amsterdam)


(Porto, Portugal)

Monumen Revolusi di Bucharest

Bayi-bayi memanjat menara televisi (Praha)

Robot gundam setinggi 59 kaki di Jepang.

Mothman (Point Pleasant, West Virginia)

Patung perunggu Bruce Lee (Taman Kota Zrinjski, Mostar, Bosnia dan Herzegovina)

Arthur "Fonz" Fonzarelli (Milwaukee, West Illinois)

(Vancouver)

Pria yang cemas menulis sesuatu di dinding (Mexico)

Pria yang mengukur awan karya Jan Fabre (Kanazawa, Jepang)

Anjing tanpa rumah (Mexico City)


30 Bahasa Yang Paling Banyak Diucapkan

Mukulin Rumah Pake Roti? Inilah 6 Tradisi & Kepercayaan Unik Seputar Tahun Baru

 Ada banyak tradisi dan kepercayaan seputar tahun baru dari berbagai negara dan budaya. Kalau di daerah atau keluarga kamu tradisinya sepert...