Tertawa merupakan ungkapan rasa senang dan bahagia. Namun apa jadinya bila semua perasaan, baik sedih, terharu, gembira, maupun terkejut diungkapkan dengan tawa?
Inilah yang dialami Xu Pinghui, gadis 13 tahun penduduk Chongqing, China.
Selama 12 tahun Pinghui tidak bisa berhenti tertawa. Bahkan, karena tidak bisa bicara, Pinghui berkomunikasi dengan beragam ekspresi tawanya.
Toh, kondisi yang dialami Pinghui justru tidak membuat kedua orangtuanya bahagia. Ayahnya, Xu Weiming dan ibunya, Yang Longying berusaha mencari pengobatan untuk putri keduanya tersebut, meski hingga kini belum menemukan. Kini Weiming dan Longying merasa putus asa, karena upahnya sebagai buruh konstruksi habis sementara utangnya menumpuk.
Kata Longying, putrinya mulai tertawa sejak ia mengalami panas tinggi saat berusia delapan bulan. Puluhan dokter telah didatangi, dan kebanyakan dari mereka menyerah atas penyakit aneh yang dialami Pinghui tersebut.
Kondisi Pinghui semakin buruk saat berusia dua tahun. Ia kehilangan kemampuannya untuk berbicara dan hanya bisa tertawa. “Kami sama sekali tidak bahagia. Melihatnya tertawa membuat kami semakin sedih. Lebih dari saat ia sedang menangis,” kata Longying seperti dikuti Chongqing Evening Post, Jumat (16/1).
Secercah harapan muncul, ketika seorang dokter ahli saraf Chongqing Medical College minta otak Pinghui di-scan untuk mencari penyebab tawa keterusan itu. Beberapa dokter menduga Pinghui mengalami kerusakan otak bagian depan saat menderita demam tinggi. Dengan ini kedua orangtua Pinghui berharap kelak anak gadisnya itu tidak lagi tertawa saat sedih.