Tampilkan postingan dengan label game. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label game. Tampilkan semua postingan

Sensitif Pasca Bencana, Namco Undur Perilisan Game One Piece

Saat ini Jepang tengah amat sensitif sejak bencana memilukan yang mereka alami dan menelan banyak korban awal Maret lalu.

Namco Bandai adalah perusahaan game yang membuat serial game One Piece. Game action adventure/3D fighting ini pertama kali muncul di tahun 2000. Sejak itu, platformnya merambah ke Game Boy Color, Nintendo GameCube, Playstation, PS2, dan saat ini, Nintendo 3DS.

Game terbarunya harusnya rilis 7 April besok, tapi akhirnya ditunda. Sebab salah satu karakternya Edward "Whitebeard" Newgate, memiliki kekuatan untuk membuat gempa bumi dan tsunami dengan memakan buah Gura Gura no Mi.

Tak hanya menunda perilisan, Namco Bandai juga telah memerintahkan untuk menghancurkan semua material promosi yang berhubungan dengan game tersebut, termasuk DVD spesial berisi trailernya.

Namun banyak fans yang kecewa dan merasa Namco terlalu sensitif, menyatakan Unlimited Cruise SP hanyalah sebuah game yang tidak nyata.

Ternyata tragedi memang memiliki pengaruh yang kuat terhadap banyak hal, bahkan video game.

EPOC: Bermain Game Dengan Imajinasi dan Pikiran




EPOC memungkinkan pengguna bermain game PC tanpa menggunakan mouse dan keyboard.EPOC diperkirakan akan merevolusi cara interaksi manusia dengan mesin.

Batas antara fiksi ilmiah dan dunia nyata semakin kabur. Perusahaan pengembang teknologi tinggi Amerika Serikat (AS) Emotiv Systems berhasil mengembangkan alat sensor otak yang memungkinkan manusia mengendalikan game dengan pikiran.


Pengendalian komputer dengan pikiran adalah interaksi tertinggi antara manusia dan mesin. Ketika diintegrasikan dengan game, dunia virtual, atau lingkungan simulasi yang lain, teknologi ini memberikan pengalaman luar biasa kepada pengguna, tutur Chief Executive Officer Emotiv Systems NamDo.

Emotiv memberi nama alat sensor otak itu EPOC. Prototipenya sudah selesai dibangun pada tahun silam dan kini EPOC sudah memasuki tahap produksi massal. Emotiv berencana memasarkan EPOC mulai akhir tahun ini dengan harga USD300 (sekitar Rp2,8 juta). EPOC memiliki bentuk mirip headset audio dan dikenakan di kepala.


EPOC dilengkapi 16 sensor yang menempel pada kulit kepala untuk mendeteksi aktivitas elektrik dalam otak. EPOC juga dilengkapi sensor gerak untuk mendeteksi gerakan kepala. Emotiv mengungkapkan, EPOC mampu mendeteksi lebih dan 30 ekspresi, emosi, dan aksi berbeda dan pengguna. Misalnya, kegembiraan kemarahan, kekecewaan, senyuman, kedipan mata, dan bahkan gerakan alis mata.


Emotiv menjelaskan, otak memiliki sekitar 100 miliar sel saraf, yang bernama neuron. Ketika neuron-neuron itu berinteraksi, maka muncul gelombang elektrik. Gelombang-gelombang elektrik itu diamati dengan sensor bernama elect roencephalography (EEG). Sensor itulah yang dipasang pada headset EPOC.

Teknologi EPOC akan merevolusi interaksi antara manusia dan mesin, yaitu melalui interface otak. Game hanya merupakan aplikasi awal, ujar seorang pendiri Emotiv, Tan Le. Untuk mengoperasikan EPOC, pengguna harus lebih dulu berlatih. Dalam latihan itu, pengguna belajar memindahkan gunung dengan pikiran. Dalam waktu kurang dan satu menit, pengguna sudah bisa memutar, mendorong, mengangkat, dan bahkan menghilangkan objek yang tampil dilayar hanya dengan memikirkannya.

Setelah mahir mengendalikan benda-benda virtual tersebut, pengguna bisa meningkatkan level tantangan dengan bermain game laga bertema ilmu bela diri Asia produksi Emotiv. Apabila bosan, pengguna pun dapat memainkan game lain, yang biasa dimainkan pada PC (personal computer).


Emotiv menyatakan, headset EPOC dapat dihubungkan dengan PC dan pengguna bisa memainkan game PC apa pun. Proses itu terjadi karena EPOC dilengkapi teknologi EmoKey, yang bertugas menghubungkan teknologi EPOC dengan game PC.

Teknologi temuan Emotiv tersebut menarik perhatian perusahaan-perusahaan teknologi yang lebih besar.Tidak terkecuali raksasa teknologi AS IBM Corp. Kedua perusahaan itu pun telah menjalin kerja sama untuk mengeksplorasi kemungkinan pemanfaatan EPOC di luar dunia game.

Teknologi Emotiv memiliki potensi besar dalam mendobrak interaksi manusia dan mesin. Ketika lingkungan virtual menjadi semakin kompleks, mouse dan keyboard saja tidak akan cukup.Teknologi Emotiv ini adalah komponen penting dalam internet tiga dimensi dan komunikasi virtual masa depan, sebut Vice President Digital Convergence IBM Corp Paul Ledak.

Tidak hanya IBM yang tertarik kepada EPOC. Emotiv mengungkapkan, para penegak hukum AS kini juga sedang menjajaki kerja sama dengannya. Tujuannya adalah memodifikasi EPOC menjadi alat pendeteksi kebohongan. Pemanfaatan mesin sensor otak ini memang universal. Tentu saja alat ini bisa digunakan sebagai pendeteksi kebohongan. Orang tidak akan lagi mampu menyembunyikan pikiran-pikirannya ketika mengenakan alat ini, papar Le.

Namun, Le menegaskan, impian utama Emotiv adalah mengembangkan teknologi EPOC untuk membantu para korban stroke yang menderita kelumpuhan. Dengan EPOC, korban stroke diharapkan bisa kembali berkomunikasi dan bahkan menggerakkan alat-alat elektronik.

Video Game Bakal Dipertandingkan Di Olimpiade?

LONDON - Video Game dikabarkan akan dipertandingkan di Olimpiade musim panas 2012 di London.  Komunitas-komunitas gamers saat ini tengah melakukan lobi-lobi agar video game dapat dipertandingkan di ajang yang akan berlangsung 27 Juli 2012 hingga 12 Agustus 2012 di London tersebut.

Seperti dilansir Telegraph, Selasa (4/5/2010), Paddy Power, Direktur Komunikasi Paddy Power, sebuah penerbit buku di Irlandia berpendapat, bahwa video game sudah cukup laik dimasukkan ke dalam cabang olahraga. Video game menurutnya, tak jauh berbeda dengan olahraga lainnya yang juga dapat menyehatkan para pemainnya.

Kehadiran konsol game seperti Wii, tentunya telah menunjukkan bahwa video game juga bisa membuat pemain berkeringat. Ia mencontohkan game terbaru, Super Street Fighter IV yang baru dirilis pekan ini.

Permainan seperti Street Fighter sebenarnya tak jauh berbeda dengan permainan catur. Untuk mengantisipasi serangan-serangan lawan setiap gamers harus menentukan strategi. Bermain game pertarungan, harus mengetahui kekuatan lawan yang akan dihadpai dan memerlukan kecepatan berpikir dua kali lebih cepat dari lawan.

Selain itu, perkembangan industri game yang begitu cepat juga memungkinkan video game dapat menjadi cabang olahraga. Sebut saja dukungan konsol game mulai dari Wii hingga project natal yang nantinya akan mematahkan pola permainan game yang dapat membuat gamers bergerak tak hanya terpaku di layar monitor.

Tapi sejumlah blogger Teknologi seperti Ian Douglas, masih membantah pernyataan Paddy. "Menggerakan jari-jari bukanlah olahraga. Olahraga tak hanya membuat tubuh berkeringat," kata Ian. (ugo)

Mukulin Rumah Pake Roti? Inilah 6 Tradisi & Kepercayaan Unik Seputar Tahun Baru

 Ada banyak tradisi dan kepercayaan seputar tahun baru dari berbagai negara dan budaya. Kalau di daerah atau keluarga kamu tradisinya sepert...