Tampilkan postingan dengan label pembunuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pembunuhan. Tampilkan semua postingan

Mengungkap Profil Pembunuh Legendaris Jack The Ripper


Pada tahun 1988, seratus tahun dari masa kejadian (1888), FBI pernah membeberkan dokumen mengenai profil pembunuh berantai legendaris, Jack The Ripper.

Dokumen itu adalah analisa berjumlah tujuh halaman yang mengungkapkan bahwa agen khusus John Dougla, yang memiliki reputasi dalam menjaring pembunuh, memberikan detil mengenai profil fisik dan psikologis mengenani Sang Perobek/The Ripper.
CTRL+KLIK untuk memperbesar.

Profil itu menggambarkannya sebagai pria yang sederhana, berpakaian rapi, pendiam, suka minum di tempat minum setempat dan tak berkeluarga.

Namun FBI menolak memastikan siapa atau nama sang pembunuh.

Agen khusus Douglas menulis, "Kami akan mencari seseorang dengan tinggi dan/atau berat badan dibawah atau diatas rata-rata. Yang memiliki masalah dengan berbicara, wajah dengan bekas luka, penyakit fisik, atau cidera.

Kami tidak berpikir tersangka sudah berkeluarga. Jika pun ia pernah menikah, kemungkinan dengan seseorang yang lebih tua darinya dan pernikahan itu tidak berlangsung lama.

Ia tidak pandai bersosial dan bertemu dengan orang-orang dan mayoritas hubungan seksualnya dengan lawan jenis secara luas adalah dengan prostitut (PSK)."

Ia melanjutkan, "Pelaku tidak terlihat tak biasa. Namun, pakaian yang ia kenakan saat melakukan kejahatannya bukanlah pakaian sehari-harinya. Ia tidak ingin para wanita prostitut itu curiga dan menunjukkan bahwa dia punya banyak uang…

Ia berasal dari keluarga dimana ia dibesarkan oleh ibu yang mendominasi dan ayah yang lemah dan pasif. Dan tampaknya, ibunya suka mabuk-mabukan dan menikmati berhubungan dengan banyak pria.

Sebagai hasilnya, ia tidak mendapatkan perawatan yang konsisten dan kontak dengan sosok teladan dari orang dewasa yang stabil."

Douglas mencatat bahwa latarbelakang keluarga yang labil ini menyebabkan tumbuhnya sosok pembunuh di dalam dirinya dari kemarahan pada masa-masa mudanya, menjadikannya tertutup dan menyalurkan kefrustasiannya melalui perbuatan keji dan merusak.

Ia menduga bahwa sang pelaku suka menjalani pekerjaan dimana ia bisa sendirian dan menggali khayalan-khayalan mengerikannya bahwa ia adalah seorang tukang daging atau asisten pengelola pemakaman.
Sang agen FBI menulis, "Dia mungkin dikenal sebagai orang yang pendiam, penyendiri, pemalu, menarik diri, penurut, dan rapi dalam hal penampilan dan pekerjaan.

Dia minum di pub-pub setempat dan setelah beberapa saat minum, dia menjadi lebih rileks dan membuatnya lebih mudah untuk melakukan percakapan. Dia tinggal atau bekerja di area Whitechapel."

5 "korban kunci" Jack The Ripper

Meskipun total ada 11 pembunuhan oleh Jack The Ripper, pembunuhan wanita PSK Mary Ann Nichols, Annie Chapman, Elizabeth Stride, Catherine Eddowes dan Mary Jan Kelly disebut sebagai lima kasus kunci karena sama-sama terjadi di area kecil Whitecpael di London.

Selain profil Jack The Ripper, dokumen itu juga termasuk profil para korban, tindak kriminal dan analisa TKP, ciri dan karakter pelaku dan pola kebiasaan sebelum dan setelah serangan.

Semua tenggorokan korban dipotong dan beberapa organ dalam diambil termasuk uterus dan jantung.

Douglas menjelaskan karakter para korban wanita: "Dalam setiap pembunuhan, sang korban adalah PSK dengan reputasi peminum berat. Kedua komposisi ini menempatkan korban dalam kategori 'resiko tinggi'.

Seorang wanita PSK yang mabuk berat berarti mencari masalah. Kami mencurigai bahwa ada banyak contoh yang menunjukkan wanita-wanita ini diserang secara fisik, diperkosa dan dirobek.

Korban-korban Jack The Ripper tertarget sebab mereka mudah dijangkau. Jack The Ripper tidak harus memulai kontak. Karena sudah dilakukan sendiri oleh sang PSK. Ini adalah hal yang penting dalam kasus semacam ini."

Agen khusus Douglas berkata ia yakin The Ripper minum-minum dulu sebelum melakukan aksinya.

Setelah itu dia kembali ke area yang aman untuk membersihkan darah dari tangannya dan noda tanah di pakaiannya.

Ia juga tidak percaya bahwa Jack bunuh diri setelah melakukan aksi terakhirnya, tapi hanya sekedar menghentikan kegiatan membunuhnya setelah polisi melakukan sejumlah wawancara yang membuktikan keberadaan The Ripper.

Agen khusus Douglas pun meninggalkan laporannya menggantung, tanpa memberikan nama yang spesifik dari sang pembunuh.

Website Polisi Metropolitan menyatakan, "Cukup untuk dikatakan tersangka-tersangka utama lebih sedikit dari yang kita percayai dari para penulis.

Dan untuk menyusutkannya pada hanya yang disangka paling kuat oleh banyak opsir polisi, kita hanya punya empat tersangka."

4 tersangka utama yang diduga sebagai "Jack The Ripper."

Mereka adalah Aaron Kosminski, Montague John Druitt, Michael Ostrog dan Dr Francis J. Tumblety.

Dokter Ratu Victoria, William Whitey Gull juga dicalonkan sebagai sang pembunuh karena usahanya untuk menutupi skandal sex melibatkan Duke of Clerence (Pangeran Eddy, cucu Ratu Victoria yang menikahi gadis penjaga toko bernama Crook, yang kemudian melahirkan anak yang dititipkan pada Mary Kelly, korban terakhir dari Jack The Ripper).

Identitas asli Jack The Ripper masih menjadi misteri.

Douglas menambahkan dalam laporannya, "Dia bisa jadi tidak akan gentar atau marah jika dituduh secara langsung atas pembunuhan-pembunuhan itu.

Jack The Ripper percaya pembunuhan-pembunuhan itu adalah tindakan yang tepat dan dia hanya mengambil hal-hal yang mudah membusuk - yaitu orang-orang yang seperti sampah (sampah masyarakat)."

Ada sebuah petikan menarik dari misteri Jack The Ripper yang saya petik dari buku Misteri Besar Yang Tak Terjawab - Jilid 5 terbitan Alice Saputra Communications Co..

Setelah pembunuhan Mary Kelly, koran-koran mempublikasikan  gambar menurut deskripsi teman Mary Kelly yang melihatnya bersama seorang klien pada malam kematiannya.

Ia berkata pria itu mempunyai tinggi sekitar 150 cm, berusia sekitar 35 tahun dan berpakaian bagus, dan ia memiliki rantai jam emas yang menggantung dari saku rompinya.

Mary terdengar berbincang dengan pria itu. "Apakah kau tak apa-apa mendengar apa yang sudah kuberitahukan padamu?"  pria itu bertanya. "Tak apa-apa, sayang," jawab Mary, sambil menggandengnya. "Ikutlah, kau akan merasa nyaman."

Beberapa jam kemudian seorang penjual kastanye bakar melihat seorang pria dengan ciri-ciri sama, mengenakan jubah panjang dan topi sutra, dengan kumis tipis yang melengkung ujung-ujungnya. Memberikan kesan tak menyenangkan, ia membawa tas hitam, yang kemungkinan berisi perlatan bedah untuk merobek korban-korbannya.

Pria itu bertanya pada si penjual kastanye, "Apakah Anda mendengar bahwa telah terjadi pembunuhan lagi?"

"Ya," jawab si penjual kastanye.

"Saya tahu lebih banyak tentang pembunuh itu daripada Anda," kata pria misterius itu sambil berjalan menjauh.

Cerita Hantu Arwah Gentayangan Mengungkap Sebuah Kuburan Massal

Malvern, Pensylvania - "Ini adalah kuburan massal," Bill Watson berkata saat dia memimpin jalan melewati hutan tebal Pennsylvania sekitar 300 mil dari Philadelphia.


"Duffy's Cut," sebagaimana sekarang disebut, adalah jalan setapak pendek dan buntu di Malvern. Saudara kembar Bill dan Frank Watson percaya 57 imigran Irlandia mati mengenaskan disana setelah serangan wabah kolera pada tahun 1832.


Mereka mencurigai adanya kecurangan.

"Ini adalah misteri pembunuhan dari 178 tahun lalu, dan akhirnya menemui titik cerah," Frank Watson berkata.

Watson bersaudara sudah mendengar cerita hantu Duffy's Cut sejak kecil
dari kakek mereka
Abang-beradik itu pertama kali mendengar tentang Duffy's Cut dari kakek mereka, seorang pekerja rel, yang mengatakan kisah hantu pada keluarganya setiap Thanksgiving. Menurut legenda lokal, tersimpan dalam berkas milik Pennsylvania Railroad, seorang pria berjalan pulang dari kedai minum melaporkan melihat hantu-hantu biru dan hijau menari dalam kabut pada malam yang hangat di bulan September 1909.

"Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, hantu-hantu orang Irlandia yang mati karena kolera sebulan yang lalu, menari-nari di sekitar parit besar dimana mereka dikubur; itu sungguhan, tuan, itu sangat menakutkan," kata kutipan dokumen dari pria tak bernama itu. "Entah kenapa mereka terlihat hijau dan biru api dan mereka melompat dan menari-nari diatas kuburan mereka... Aku pernah mendengar orang-orang Irlandia itu menghantui tempat itu karena mereka dikubur tanpa ritual keagamaan yang layak."

Ketika Frank mendapatkan berkas-bekas dari tempat kerja kakeknya dulu, abang-beradik itu pun mulai percaya cerita-cerita hantu itu nyata. Mereka mencurigai bahwa berkas-berkas itu mengandung petunjuk atas lokasi dari kuburan massal itu.

"Salah satu bagian korespondensi dalam berkas ini memberitahukan lokasinya," kata Frank. Dia menambahkan bahwa dokumen itu mengesankan bahwa dimana orang-orang yang dikubur itu adalah jembatan rel yang asli.

Di tahun 2002, mereka mulai menggali dan mencari. mereka menemukan garpu dan sisa-sisa gubuk dan, di tahun 2005, apa yang disebut Bill Watson dengan "Cawan Suci" -- sebuah pipa dengan bendera Irlandia diatasnya.

Mereka tahu mereka sudah dekat, tapi Bill berkata mereka butuh tenaga sains untuk menuju langkah selanjutnya.

Bantuan itu pun datang dari Tim Bechtel, seorang ahli geofisika, yang memahami tentang proyek itu dari sebuah kampus di Universitas Pennsylvania yang telah mendengar tentang apa yang tengah dilakukan Watson bersaudara. Mereka tahun Bechtel mampu menghadirkan tautan yang hilang dalam usaha penggalian itu.

Tugas Bechtel termasuk pemindaian tanah, yang dapat membantu mendeteksi apa yang ada dibawah tanah tanpa harus menggali atau mengebor.

Dengan menembakkan gelombang elektronik melalui sebuah landaian, Bechtel mengatakan dia mengetahui disana ada area yang aneh atau tempat dimana gelombang elektronik tidak bisa tembus. "Kami melihat area-area di lereng ini anti elektrisitas," Bechtel berkata.

Ini merupakan indikator bahwa sesuatu mungkin ada dibawah permukaan. Setelah penggalian lebih lanjut, Bechtel dan Watson bersaudara mendeteksi adanya celah.

Bechtel membantu menunjukkan dengan tepat kunci dari area mana yang harus digali dan pada 20 Maret 2009, Bill Watson mengatakan bahwa tim itu membuat sebuah penemuan yang mengejutkan.

"Salah satu mahasiswaku datang berlari sekitar jam 2 siang dengan sesuatu yang jelas-jelas tulang manusia," Bechtel berkata.

Ini hanya permulaan dari banyaknya teka-teki untuk dimunculkan di Duffy's Cut. Potongan-potongan itu membawa mereka pada kecuirgaan bahwa sesuatu yang selain kolera bertanggungjawab atas kematian-kematian itu.

"Sebuah fragmen yang amat sangat kecil seperti itu bisa sangat mengandung informasi," kata Janet Monge, antropolog dari Universitas Pennsylvania memegang tulang rahang dan gigi yang ditemukan di situs Duffy's Cut. Dia percaya gigi itu bisa suatu hari dihubungkan lewat DNA kepada keturunan yang masih hidup dari pria-pria yang diangkat dari lokasi penggalian.

Dua minggu lalu, sepotong bukti muncul. Sebuah perforasi yang bisa jadi bekas peluru. "Malah, kami bisa melihat beberapa tepian retak yang terlihat sangat mirip seperti lubang peluru," observasi Monge.

"Jika mereka menderita kolera, itu tidak membunuh mereka. Aku akan bilang sesuatu yang lain yang telah membunuh mereka, tapi mereka mungkin memang terserang kolera juga."


"Ini bisa saja terjadi pada kita," Bill Watson berkata. "Pria-pria ini datang kesini tanpa membawa apa-apa, mencari impian Amerika seperti yang dilakukan banyak orang lain. Mereka pikir mereka akan berhasil dan dalam enam minggu kedatangannya mereka secara harafiah terkubur disini."

Tim percaya masih ada 50 lagi yang masih berada dibawah permukaan. Watson bersaudara mengatakan target mereka adalah memelihara kenangan akan para pekerja Irlandia dan memasukkan ceritanya di buku-buku teks, agar bisa diingat bertahun-tahun di masa depan.

"Ini adalah cerita yang melebih negara-negara di dunia, melebihi sejarah dalam suatu pengertian. Ini adalah kisah yang kau dengar dari para pekerja yang tereksploitasi dimanapun di seluruh dunia," kata Frank Watson. "Bagaimana kita memperlakukan para pekerja kita? Bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang merantau demi sebuah kehidupan yang lebih baik? Setiap manusia layak untuk dikenang."


Mengapa Orang Membunuh

Meskipun peristiwa pembunuhan terlihat seperti sebuah kejutan yang tiba-tiba, pada kebanyakan kasus terjadi semacam "pembangunan psikologis" menuju hal itu, kata Dr. Peter Ash, direktur Psychiatry and Law Service di Universitas Emory di Atlanta, Georgia.

"Terdapat sebuah jalur menuju kekerasan yang dimulai dengan pikiran dan kemudian memfantasikan sebuah rencana," katanya. "Mungkin ada sebuah fase perencanaan eksplisit yang orang lain tidak perhatiakn."

Fantasi membunuh orang bisa berubah menjadi ketegangan, membuat orang itu membuntutui korban dan mendapatkan senjara, kata Ash.

Pembangunan psikologis ini biasanya berlangsung minimal selama beberapa hari, kata Dr. Lyle Rossiter, seorang psikiater forensik di Saint Charles, Illinois. Bagaimanapun, dalam kasus-kasus yang sangat biasa, seseorang dengan gangguan bipolar bisa mengalami pembangunan fase psikologis ini hanya dalam hitungan jam, katanya.

Seseorang yang sudah memutuskan untuk membunuh seseorang lain mungkin bisa mengembangkan "ketenangan yang mengerikan," karena keyakinan yang kuat bahwa sudah terlambat untuk kembali, kata Dr. Charles Raison, seorang psikiater dan direktur Mind/Body Institute di Universitas Emory.

Kecuali perencanaan selama 'the buildup', para ahli menemukan bahwa seorang pelaku sering tidak bisa mengingat hal tertentu dari saat penyerangan. "Anda mungkin berpikir mereka berpikir banyak, tapi terkadang mereka masuk kedalam semacam kondisi terpisah dimana perasaan mereka seperti robek dari perbuatan pembunuhan yang sedang mereka lakukan," kata Ash. "Mereka bahkan mungkin mengalaminya seperti saat tidak sadarkan diri."

Ada faktor-faktor resiko yang jelas pada pembunuhan, kata psikiater. Ini termasuk tumor otak, serangan penyakit, alkohol dan kecanduan obat, dan psikosis yang berakar dari skizofrenia atau gangguan lainnya.

Faktor resiko lain adalah sebuah kondisi yang disebut gangguan delusi atau khayalan yang menyebabkan orang percaya bahwa seseorang melawan mereka, kata Rossiter. Orang dengan depresi psikotik dan skizofrenia juga bisa menyembangkan semacam khayalan, katanya.

Walaupun tidak satupun dari faktor resiko ini merupakan prediktor pasti dari pembunuhan, ada tanda-tanda peringatan yang berhubungan, kata Raison. Jika seseorang menjadi paranoid secara tidak biasa atau mencurigakan, percaya bahwa seseorang ada diluar untuk menangkapnya, atau mengatakan Tuhan memberitahunya untuk membunuh seseorang, ini semua mengindikasikan bahwa orang itu bisa melakukan sesuatu untuk menyakiti orang lain. Mereka mungkin akan berhenti mandi, mengalami guncangan ekstrim, dan bisa berubah drastis dalam sedetik, katanya.

Jika khayalan/delusi dapat berkontribusi pada perilaku kekerasan, bagaimana dengan kenangan masa lalu? Para ahli mengatakan orang yang mengalami gangguan stres traumatik tidak cenderung melakukan kekerasan selama mengalami flashback. Kisaran emosi yang dialami pasien post-traumatic stress disorder (PTSD) terasa selama sebuah flashback -- rasa takut, kegelisahan, ketakutan, perasaan shock -- biasanya tidak mengarah pada tindakan kekerasan, kata Rossiter. Hubungan antara penyakit mental dan pembunuhan merupakan kontroversi, beberapa orang berkata. Kebanyakan orang dengan penyakit mental tidak melakukan kekerasan pada orang,kata Dr. Roland Segal, seorang psikiater forensik di Pheonix, Arizona.

Pengalaman hidup bisa juga berkontribusi. Ketika para profesional kesehatan mental menguji pelaku-pelaku kejahatan kekerasan, mereka melihat pada keterkaitan peristiwa-peristiwa yang kuat dan sifat pribadi, katanya. Misalnya, orang itu pernah menyaksikan kekerasan atau penganiyaan, kata Segal.

Studi menunjukkan bahwa cidera otak meningkatkan resiko kejahatan dan perilaku agresif. Benturan atau keabnormalan dalam cuping depan -- bagian otak yang mengatur gerakan, rintangan, emosi dan perilaku umum -- memiliki hubungan dengan perilaku kekerasan.

Tanda-tanda peringatan lain termasuk perasaan putus asa, malu dan terjepit, kata Raison. Orang dengan perasaan-perasaan ini mungkin merencanakan membunuh seseorang atau dirinya sendiri, yang meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan mengikuti jalur kekerasan.

Ketika orang yang bukan psikotik melakukan pembunuhan, beberapa menghilangkan rasa kemanusiaan atau membutakan diri mereka sendiri saat membunuh, kata Ash.

"Adalah kasar ketika Anda bicara pada orang yang telah melakukan hal seperti ini, bagaimana perasaan mereka dan apa yang ada di dalam kepala mereka memikirkan orang lain sebagai manusia seutuhnya," katanya.

Jika tanda-tanda peringatan itu kuat, orang itu harus dibawa ke UGD, kata Raison. Kebanyakan UGD memiliki kapasitas untuk menentukan apakah seseorang berbahaya bagi dirinya sendiri atau orang lain. Di California, masyarakat bisa memanggil polisi untuk mengevaluasi seseorang, dan kemudian merumahsakitkannya jika perlu.

"Anda tidak bisa menahan seseorang selamanya, tapi inilah yang terbaik yang bisa masyarakat lakukan dalam hal ini," Raison berkata.

48 hingga 72 jam perawatan psikosis mampu menurunkan resiko kekerasan, katanya.

Mengapa beberapa orang membunuh dan yang lain tidak masih menjadi misteri, para ahli berkata.

"Tidak mungkin mengatakan bahwa kalau Anda memiliki A dan menambahkan B, dan kemudian C, samadengan kekerasan," kata Segal.

Karakter "Damien" dalam film The Omen

Mukulin Rumah Pake Roti? Inilah 6 Tradisi & Kepercayaan Unik Seputar Tahun Baru

 Ada banyak tradisi dan kepercayaan seputar tahun baru dari berbagai negara dan budaya. Kalau di daerah atau keluarga kamu tradisinya sepert...