Bertahun-tahun yang lalu terjadi sebuah perang besar antara burung dan hewan-hewan lain.
Tak ada yang tahu alasannya. Itu terjadi begitu saja.
Makhluk-makhluk bersayap terbang ke lokasi perang dan membangun kamp mereka. Hewan-hewan berkaki, berjalan kesana.
Kelelawar bergabung bersama burung. "Hey, aku juga punya sayap. Jadi aku pasti burung. Dan kami ada banyak, kita pasti menang!"
Pertempuran pertama berlangsung lama dan sengit, tapi cakar-caka dan gigi-gigi tajam mulai mendominasi melawan paruh dan sayap.
Kelelawar bisa melihat bahwa burung-burung akan kalah sehingga mereka bersembunyi di belakang semak.
Saat perang usai, hewan-hewan berjalan kembali ke kamp mereka.
"Kita menang telak!" kata Kerbau, meludahkan beberapa bulu.
"Yeah! Kita mengalahkan mereka!" teriak Kelelawar dari atas.
Para hewan berhenti. "Apa yang kau lakukan bersama kami?" teriak Berang-Berang, memukul tanah dengan keras menggunakan ekornya yang pipih dan besar. "Kau punya sayap. Kau berada di pihak lain."
"Yeah, itu benar," geram Beruang. "Dan aku akan memakanmu!"
"Teman-teman! Sadarlah!" kata Kelelawar, menunjukkan mulutnya. "Kapan kalian lihat burung memiliki gigi? Tentu saja aku salah satu dari kalian!"
"Kurasa kau benar," kata Beruang.
Hari berikutnya ada perang lanjutan dan Kelelawar berjalan ke lokasi bersama para hewan. "Ayo kalahkan mereka!" teriaknya.
Kali ini burung-burung terbang seperti prajurit dengan matahari di belakang mereka, cahaya terangnya membutakan para hewan. Cakar-cakar tajam dan sayap-sayap yang mengepak merobek tubuh-tubuh berbulu lawannya. Burung-burung menang. Sekali lagi Kelelawar sembunyi di belakang semak-semak.
Ketika semua itu usai dan para burung mulau terbang kembali ke kamp, Kelelawar diam-diam bergabung bersama mereka.
"Itu tadi kemenangan hebat," kata Elang.
"Yeah! Kita mengalahkan mereka!" teriak Kelelawar.
"Tunggu dulu." Gagak berkata. "Kau berada di pihak lain."
"Teman-teman, sadarlah!" kata Kelelawar. "Kapan kau lihat hewan darat memiliki sayap sepertiku? Tentu saja aku salah satu dari kalian." Dia mengepakkan sayapnya dengan penuh semangat.
"Kurasa kau benar," kata Elang.
Dan begitulah seterusnya di setiap pertempuran.
Ketika Kelelawar melihat pihak yang kalah, dia berpura-pura berada di pihak lain.
Akhirnya burung-burung dan hewan-hewan darat lelah bertempur. Mereka berdamai saat pemimpin-pemimpin mereka membuat perjanjian perdamaian dan memutuskan untuk akur.
Sangat sulit bagi Kelelawar untuk berpura-pura ia berada di pihak mana. Para pemimpin tahu perbuatannya.
"Teman harusnya selalu membantu satu sama lain dan tidak berpura-pura menjadi salah satu pihak," kata mereka. "Kelelawar memiliki sayap, tapi dia bukan burung. Dia memiliki gigi, tapi dia bukan hewan darat. Maka mulai sekarang, Kelelawar hanya akan terbang ketika burung lain tidur dan para hewan darat berburu."
Semua makhluk mengangguk setuju.
"Kau akan selalu sendirian, Kelelawar. Kau tidak akan pernah memiliki teman diantara hewan-hewan yang terbang maupun yang tidak!"
Itulah mengapa Kelelawar selalu terbang di malam hari dan tidak memiliki teman.
dongengnya mantap nih, ijin copas buat diceritain ke anak
BalasHapus