Pikirkan Web 1.0 seperti perpustakaan yang menyediakan berbagai informasi, tapi Anda tidak bisa berkontribusi dan 'mengganggu-gugat' informasi tersebut.
Web 2.0 memungkinkan Anda untuk melakukan percakapan berkenaan dengan suatu informasi. Memperkaya pengalaman berinternet seperti sekelompok orang-orang yang saling mengenal.
Lalu, seperti apakah Web 3.0 nantinya?
Beberapa ahli Internet percaya Web 3.0 akan membuat tugas-tugas penelusuran web lebih mudah. Anda bisa mengetik kalimat yang lebih kompleks ketimbang menggunakan keyword dan pencarian berganda. Misalnya "I want to buy a new alternative rock CD then eat at a Chinese restaurant. What are my options?" Browser Web 3.0 akan menganalisa respon Anda, mendapatkan jawaban-jawaban yang paling memungkinkan, dan kemudian mengorganisirnya untuk Anda.
Apakah Web 3.0 akan memengaruhi dunia SEO?
Tidak hanya itu. Banyak juga ahli yang percaya Web 3.0 akan lebih seperti asisten pribadi. Seiring pencarian-pencarian web yang kita lakukan, browser akan mengenali minat Anda berdasarkan pencarian yang paling sering Anda lakukan. Dengan demikian, hasil pencarian Anda selanjutnya pun akan semakin spesifik berkenaan dengan pertanyaan Anda. Pada akhirnya Anda bisa menanyakan pertanyaan seperti "what school should I get my son to attend?" Browser Anda akan mengkonsultasikannya berdasarkan apa yang Anda suka dan tidak sukai, menyesuaikan dengan lokasi Anda dan menyarankan sebuah daftar sejumlah sekolah.
Secara singkat, Anda bisa memasukkan kriteria pencarian sedetil-detilnya dan membiarkan Web 3.0 mengerjakan sisanya.
Jika Web 2.0 menggunakan Internet untuk menciptakan koneksi antara orang (fitur komentar, social networking, dan sebagainya), Web 3.0 akan menggunakan Internet untuk menciptakan koneksi dengan informasi. Beberapa ahli percaya Web 3.0 akan menggantikan Web 2.0 dan sebagian percaya itu akan dibuat sebagai jaringan yang terpisah.
Mesin pencari saat ini menggunakan keywords untuk menemukan halaman-halaman web yang mengandung kata-kata yang kita masukkan. Mesin pencari Web 3.0 tidak hanya menemukan tulisan-tulisan yang mengandung kata tersebut, tetapi juga menerjemahkan konteks yang berhubungan dengan pencarian. Misalnya, Anda menulis "3G cellphones under $500" sebagai hasilnya, Web 3.0 bisa memasukkan daftar tempat mendownload konten-konten 3G atau layanan operator untuk jaringan 3G murah disamping hasil pencarian utamanya. Dengan demikian, Internet akan menjadi database informasi yang jauh lebih besar dari sekarang.
Para ahli lainnya menduga Web 3.0 bakal menggunakan bahasa baru yang belum dikenal, tidak lagi menggunakan HTML sebagai bahasa pengkodean dasar.
Semantic Web
Tim Berners-Lee menemukan World Wide Web (WWW) sebagai antarmuka bagi Internet dan agar orang bisa berbagi informasi satu sama lain. Ia memaksudkannya seperti yang dilakukan Web 2.0 saat ini.
Namun begitu ia punya visi sendiri mengenai Web 3.0 di masa depan. Ia menyebutnya Semantic Web.
Saat ini, mesin pencari memindai berdasarkan keywords, tapi tidak bisa memahami kata-kata kunci itu digunakan dalam konteksnya.
Dengan Semantic Web, komputer akan memindai dan menerjemahkan informasi menggunakan agen-agen software. Agen-agen software ini akan menelusuri web, mencari informasi yang relevan.
Sebagai gambaran, bisa jadi Web 3.0 akan menggabungkan konsep ini dengan 'budaya' tagging Web 2.0. Melebarkan pencarian berdasarkan tag-tag dan kata kunci hingga pada level konteks yang menghubungkannya pada cara penggunaannya dalam bahasa.
Masih terlalu awal bagi banyak teori ini untuk menjadi kenyataan. Mungkin kenyataannya nanti lebih hebat dari prediksi terekstrim sekalipun. Kita hanya bisa berharap masa depan Web akan segera tiba, kita akan tahu bagaimana menyebutnya nanti.
Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (
LILO) Community.