Sebuah mesin pembaca pikiran yang bisa menampilkan gambar mental sudah selangkah lebih dekat setelah para ilmuwan memecahkan sinyal-sinyal otak yang berhubungan dengan visual.
Para peneliti dari Universitas Glasgow menunjukkan gambar-gambar dari enam relawan yang menampilkan emosi yang berbeda-beda seperti kebahagiaan, ketakutan dan terkejut.
Dalam rangkaian percobaan itu, bagian-bagian gambarnya hanya menampilkan mata atau mulut.
Partisipan kemudian diminta untuk mengidentifikasikan emosi yang ditampilkan sementara elektroda diletakkan di kulit kepala yang mengukur gelombang otak relawan.
Para ilmuwan bisa menunjukkan bahwa gelombang otak yang ditunjukkan bervariasi berdasarkan bagian wajah yang sedang dilihat.
Gelombang 'beta' dengan frekuensi 12 hertz membawa informasi tentang mata, sementara 'theta' dengan frekuensi 4 hertz berhubungan dengan mulut.
Informasi ini juga diuraikan oleh fase, atau waktu, dari gelombang otak, dan juga sedikit oleh amplitudo atau kekuatan gelombangnya.
Profesor Philippe Schyns yang memimpin studi itu, mengatakan, "Ini seperti mengakses sebuah channel TV rusak. Sebelumnya, kami dapat mendeteksi sinyalnya tapi tidak bisa menyaksikan isinya; sekarang kami bisa.
Bagaimana otak mengkodekan informasi visual yang memungkinkan kita untuk mengenali wajah dan adegan peristiwa masih merupakan misteri."
Ia juga mengatakan studi ini mengungkapkan bahwa otak terbagi dalam pola-pola gelombang otak yang berbeda untuk mengkodekan fitur-fitur visual yang berbeda-beda.
"Ini memiliki potensi besar dalam pengembangan antarmuka komputer-otak."
Para peneliti dari Universitas Glasgow menunjukkan gambar-gambar dari enam relawan yang menampilkan emosi yang berbeda-beda seperti kebahagiaan, ketakutan dan terkejut.
Dalam rangkaian percobaan itu, bagian-bagian gambarnya hanya menampilkan mata atau mulut.
Partisipan kemudian diminta untuk mengidentifikasikan emosi yang ditampilkan sementara elektroda diletakkan di kulit kepala yang mengukur gelombang otak relawan.
Para ilmuwan bisa menunjukkan bahwa gelombang otak yang ditunjukkan bervariasi berdasarkan bagian wajah yang sedang dilihat.
Gelombang 'beta' dengan frekuensi 12 hertz membawa informasi tentang mata, sementara 'theta' dengan frekuensi 4 hertz berhubungan dengan mulut.
Informasi ini juga diuraikan oleh fase, atau waktu, dari gelombang otak, dan juga sedikit oleh amplitudo atau kekuatan gelombangnya.
Profesor Philippe Schyns yang memimpin studi itu, mengatakan, "Ini seperti mengakses sebuah channel TV rusak. Sebelumnya, kami dapat mendeteksi sinyalnya tapi tidak bisa menyaksikan isinya; sekarang kami bisa.
Bagaimana otak mengkodekan informasi visual yang memungkinkan kita untuk mengenali wajah dan adegan peristiwa masih merupakan misteri."
Ia juga mengatakan studi ini mengungkapkan bahwa otak terbagi dalam pola-pola gelombang otak yang berbeda untuk mengkodekan fitur-fitur visual yang berbeda-beda.
"Ini memiliki potensi besar dalam pengembangan antarmuka komputer-otak."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tulis Komentar