Dalam budaya Cina, mereka menghormati orang yang sudah mati dengan mempersembahkan replika (baca: perwakilan) barang-barang kesukaan mereka semasa hidup yang di bakar di dekat makam, dengan harapan akan sampai di alam baka dan diterima oleh arwah orang yang meninggal. Yang paling umum berbentuk uang hingga rumah dan jembatan kertas.
Tapi yang satu ini, lebih unik lagi.
Di toko sempit Patung Kertas Bo Wah, seorang pria membungkuk diatas sepotong tebal kertas, dengan teliti memotong bentuk bingkai kacamata Wayfarer. Sang pengrajin, Au Yeung Ping Chi, mengambil alih usaha ayahnya dan mengubah kerajinan tangan kuno itu dengan membut versi seperti-nyata dari barang-barang trendi seperti iPhone, tas tangan Gucci, dengan hanya sekedar kertas berwarna dan lem.
|
Bersama ayah yang juga pengrajin patung kertas |
Patung kertasnya adalah favorit para keluarga malang yang kehilangan anggota keluarga muda.
Au Yeung Ping Chi mulai membantu di toko ayahnya setelah lulus dari sekolah desain sekitar sepuluh tahun lalu.
"Kreasi patung kertas pertamaku adalah sebuah
mesin dansa. Terjual HK$300, yang merupakan jumlah yang besar. Aku pun membuat patung kertas untuk orang-orang muda sejak itu," katanya.
Au Yeung membuat inovasi dalam industri yang biasanya dijalankan pengrajin yang sudah tua ini dan membuat desain yang sama selama 70 tahun. Di saat yang sama, pasokan patung kertas yang lebih murah dan diproduksi massal dari daratan Cina membuat pengusaha lokal sulit bersaing. Au Yeung memperkirakan ada lebih sedikit dari 100 pengrajin yang tersisa di Hong Kong.
"Membuat patung kertas membutuhkan banyak waktu dan kesabaran; sulit menarik orang muda untuk melakukannya," katanya.
Karyanya mendapat permintaan besar di kalangan usia menengah hingga anak-anak yang meninggal dalam usia muda. "Kadang cerita-cerita mereka menyayat hati dan kadang aku sudah kebas dengan mereka. Aku berusaha untuk tidak ikut campur," kata Au Yeung. "Membuat patung kertas dari barang-barang trendi membuat kematian jadi berkurang kengeriannya." Desain yang paling banyak diminta adalah kamera, video game dan tas-tas bermerek, yang mana merupakan hasrat terbesar anak-anak Hong Kong saat hidup.
Beberapa proyek sulit bagi Au Yeung untuk melupakan, seperti pasangan pengantin kertas berpakaian pengantin tradisional Cina, supaya pasangan yang mati muda bisa menikah di alam baka. Belakangan, dia menyelesaikan sepasang belati bagi orangtua muda yang berkabung atas meninggalnya putri mereka.
Dalam sepuluh tahun menjalani bisnis ini, Au Yeung cuma memiliki satu pesanan yang tidak bisa ia penuhi: sebuah payung yang dapat ditarik-masuk.
|
Rancangan payung yang belum berhasil dibuat |
"Aku ingin membuat yang bisa benar-benar mengembang dan ditarik lagi, tapi aku tidak bisa mengerjakannya dengan benar. Setiap kali aku coba membukanya payung kertas itu rusak," katanya. Dia sampai membeli payung sungguhan dan memeretelinya untuk mempelajari cara kerjanya. Dia masih belum menyerah.
Masing-masing karyanya memakan waktu berjam-jam untuk penelitian dan penyelesaian. Begitu dijual, pelanggan membawanya ke makam dan membakarnya menjadi abu dalam hitungan detik. Au Yeung mengucapkan salam perpisahan khusus dengan memotret masing-masing dari mereka. "Aku harus mengingatkan diriku bahwa mereka dimaksudkan untuk digunakan orang di alam baka," katanya.