Amelia Earhart
Petunjuk-petunjuk baru dalam misteri hilangnya penerbang wanita pertama Amelia Earhart muncul berdasarkan penelitian di kawasan pulau Pasifik Selatan.
Tiga potongan dari pisau kantong dan bagian-bagian dari apa yang mungkin bisa disebut wadah kaca kosmetik menambahkan bukti bahwa Earhart dan navigatornya Fred Noonan mendarat dan akhirnya meninggal sebagai orang terdampar di Nikumaroro, sebuah pulau tropis tak berpenghuni di baratdaya Pasifik republik Kiribat. Pulau itu berada sekitar 300 mil di tenggara Pulau Howland yang merupakan tujuan mereka waktu itu.
"Obyek-obyek ini potensial untuk menghasilkan DNA, secara spesifik apa yang dikenal sebagai 'touch DNA'," Ric Gillespie, direktur eksekutif The International Group for Historic Aircraft Recovery (TIGHAR), mengatakan pada Discovery News dalam sebuah interview lewat email dari Nikumaroro.
Gillespie dan timnya akan mencari di pulau kecil itu sampai 14 Juni 2010 demi bukti bahwa pesawat bermesin kembar Earhart, "Electra", tidak jatuh di lautan dan tenggelam, sebagaimana yang diasumsikan setelah pencarian besar-besaran yang sia-sia yang mengikuti hilangnya sang aviatrix pada 2 Juli 1937 silam.
Tinggi, ramping, pirang dan berani, Earhart terbang melewati Samudera Pasifik dalam usaha mencetak rekor untuk terbang mengelilingi dunia pada garis equator. Dalam transmisi radio terakhirnya Earhart melaporkan bahwa pesawarnya kehabisan bahan bakar.
Menurut Gillespie, kemajuan terkini dalam mengekstrak DNA dari benda-benda yang disentuh bisa membantu mengungkapkan misteri penerbangan yang kronis ini.
"Jika DNA dari obyek-obyek yang ditemukanitu cocok sampel refrensi Earhart yang saat ini berada di lab DNA tempat kami mengerjakannya, kita akan mendapatkan apa yang paling orang mungkin pertimbangkan sebagai bukti konklusif bahwa Amelia Earhart menghabiskan hari-hari terakhirnya di Nikumaroro," ujar Gillespie.
Penggalian yang sedang berlanjut berfokus pada kawasan tenggara pulau, di sebuah area yang disebut Seven Site. Dirimbuni oleh semak Scaevola frutescens, situs ini dikenal sebagai tempat dimana sebagian kerangka dari seorang yang terdampar yang ditemukan pada tahun 1940.
Laporan forensik menyebutkan itu adalah milik seorang wanita kulit putih Eropa utara, tinggi sekitar 5 kali 7 inci, tinggi yang cocok dengan Amelia Earhart. Sayangnya tulang-tulang itu hilang.
Gillespie percaya bahwa banyak tulang-tulang yang mungkin diambil oleh kepiting kenari, mengesankan sebuah akhir yang mengenaskan dari Earhart. bagaimanapun, bagian-bagian dari kerangka itu yang tidak ditemukan pada 1940 mungkin masih ada disana, tersebar diantara semak.
Para peneliti juga menemukan pola bekas api dan akan menggali area tersebut, sementara anggota tim lain mengeksplorasi lereng karang barat, sebuah landasan koral di ujung barat pulau itu.
Menggunakan Remote Operated Vehicle (ROV), mereka berencana untuk melakukan pencarian bawah laut untuk menemukan puing-puing "Electra" milik Earhart.
Menurut para peneliti, alam yang curam dari lereng karang itu membuatnya mungkin bagi puing-puing jatuh mungkin sejauh 1,000 kaki di dalam laut.